Senin, 21 Maret 2011

Tentang Segi Empat

Ketika suatu hari saya tunjukkan sebuah bangun (persegi panjang) kepada anak saya yang masih duduk di TK-A, dan saya tanya dia apa nama bangun itu? Dia langsung menjawab, “Segi empat!”
Tentu saja jawabannya itu tepat, karena bangun persegi panjang itu memang merupakan segi empat. Kemudian ketika saya tanya lagi, “ini apa?” (sambil menunjukkan bangun persegi), dia langsung menjawab, “persegi!” Ya, jawabannya kali ini tepat sekali!
Ada satu hal menarik mengenai jawaban anak saya itu, bahwa dalam pemahamannya itu seolah-olah, bahwa bangun pertama yang saya tunjukkan kepadanya adalah segi empat, sementara bangun yang kedua bukan segi empat, tetapi persegi. Wadduh, saya tidak pernah mengajarinya begitu kok! Mudah-mudahan juga bukan gurunya di sekolah yang mengajarinya.
Ya, kejadian seperti itu rupanya sering menimpa anak-anak sekolah bahkan di level yang lebih tinggi. Sering terjadi kekeliruan, bahwa segi empat itu merupakan nama spesifik untuk sebuah bangun datar (biasanya menunjuk ke bangun persegi panjang atau persegi). Padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Persegi panjang ataupun persegi merupakan bagian atau jenis dari bangun segi empat. Selain bangun-bangun itu masih ada jenis-jenis bangun segi empat lainnya, baik yang sederhana maupun yang kompleks.
Berikut adalah macam-macam bangun segi empat yang sudah dikenal umum dan dipelajari di sekolah, terutama di level SD dan SMP. Lengkap dengan sifat atau karakteristik yang dimilikinya.

1.  Persegi Panjang (Rectangle)


Persegi panjang adalah segi empat (bangun yang dibatasi oleh empat buah sisi) yang memiliki sepasang-sepasang sisi yang sama panjang dan saling sejajar. Keempat sudutnya berbentuk siku-siku.

2. Belah Ketupat (Rhombus)



Belah ketupat adalah segi empat yang semua sisinya sama panjang. Sudut-sudut bersebrangannya sama besar. Dua garis diagonal pada be;ah ketupat saling berpotongan tegak lurus.

3. Persegi/ Bujur Sangkar (Square)


Persegi adalah bangun segi empat yang semua sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku.

4. Jajarangenjang (Paralellogram)



Jajarangenjang adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi yang saling sejajar. Perhatikan bahwa sudut-sudut yang bersebrangan pada jajarangenjang besarnya sama.

5. Trapesium (Travezium/ Travezoid)


Trapesium adalah segi empat yang memiliki sepasang sisi sejajar. Jika dua sisi tidak sejajarnya memiliki panjang yang sama, dan kedua sudut alasnya sama besar, maka dinamakan trapesium sama kaki. Trapesium bukan jajarangenjang, karena hanya memiliki sepasang sisi sejajar.

6. Layang-layang (Kite)


Sebuah layang-layang memiliki sepasang-sepasang sisi yang sama panjang. Sebuah layang-layang dibuat dari dua buah segi tiga sama kaki yang saling berimpit di sisi alasnya.
Itulah sekilas pengertian dari berbagai macam bentuk segi empat beraturan. Berikut adalah hubungan keterkaitan diantara bangun-bangun segi empat yang dijelaskan di atas.
 

http://www.matematikamenyenangkan.com/

Minggu, 20 Maret 2011

Cara Cepat Mengalikan dengan Bilangan 11

Teknik berikut akan mengajarkan bagaimana caranya mengalikan sebuah bilangan dengan angka 11 dengan cara mudah dan cepat.
Berikut adalah beberapa contoh kasus, selanjutnya kita bisa melihat pola dari teknik tersebut.
Pertama, coba tentukan hasil dari perkalian 13 dengan 11!
13×11=?

Langkah pertama adalah konsentrasikan perhatian kita pada bilangan yang akan dikalikan dengan 11 itu, yaitu 13.
Pisahkan bilangan pertama dan kedua pada angka 13.
1—>3
Jumlahkan kedua bilangan itu,
1+3=4
Letakkan jawabannya, yaitu 4 diantara 1 dan 3, sehingga diperoleh 143.
Jadi, 13×11=143
Sekarang kita coba dengan bilangan yang lain.
58×11=?
Jika kita melakukan seperti prosedur di atas, maka akan kita peroleh 5138 (angka 13 diantara 3 dan 8 diperoleh dari 5+8).
Kita tidak melakukan hal itu karena  Ini merupakan jawaban yang keliru.
Untuk model seperti ini, lakukan seperti berikut:
Simpan digit terakhir dari “13″, yaitu 3 di tengah, dan tambahkan angka 1 dari “13″ ke angka 538, sehingga menghasilkan 638.
jadi, 58×11=638
Sekarang coba satu lagi menggunakan teknik seperti di atas,
75×11=?
825. Mudah kan? Tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan jawabnya!

Memangkatkan Bilangan dengan Digit Terakhir 5

Ketika kamu mengalikan sebuah bilangan dengan dirinya sendiri (misalnya 3 x 3, 5 x 5, 12 x 12, dsb.), artinya kamu sedang melakukan proses “memangkatkan”.
12 kuadrat ditulis sebagai 12^2 . Angka 2 kecil yang ditulis di pojok atas kanan angka 12 dinamakan pangkat, indeks, atau eksponen, menunjukkan berapa banyak dua belas yang harus kamu kalikan. 12^3 artinya tiga buah 12 dikalikan bersama-sama, atau 12 x 12 x 12.

Berikut ini adalah trik cepat untuk menghitung kuadrat sebuah bilangan yang memiliki digit terakhir 5 selain bilangan 5 itu sendiri, seperti 15, 45, 75, 135 dsb.
Misalanya kita akan menghitung berapa hasil dari  85^2  atau 85 x 85
Penyelesaian
85 x 85
Pertama, kita abaikan terlebih dahulu angka 5 pada digit terakhir bilangan itu. Perhatikan angka yang ada di depannya, yaitu 8. Tambahkan 1 pada bilangan itu, yaitu 8 + 1 = 9.
Sekarang kalikan 8 dengan 9 sehingga diperoleh 8 x 9 = 72. Ini adalah bagian pertama dari hasil perkalian bilangan yang kita cari.
Untuk bagian terakhirnya, kita tinggal kuadratkan angka 5 (yang tadi kita abaikan), diperoleh 5^2 = 25.
25 selalu menjadi dua digit terakhir hasil kuadrat bilangan yang berdigit terakhir 5. Diperoleh hasil akhir 7225.
Jadi 85^2 = 85 x 85 = 7225.
Nah, mudah bukan?! Sekarang coba hitung 65 x 65 dengan cara seperti di atas!! Yak, hasilnya 4225.
Demikian, semoga bermanfaat ya... (eka)

Rabu, 16 Maret 2011

Desain Blog yang Baik



Di dunia nyata,kita pertama kali melihat orang pasti dari penampilan luarnya. Begitu juga di dunia maya, kita melihat blog pertama kali pasti dari desainnya. Desain merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah blog. Jika desain blog kita baik, maka pengunjung akan merasa senang, dan mungkin saja akan berkunjung secara rutin ke blog kita. Tapi jika desain blog kita buruk, jangankan berkunjung lagi, untuk membaca artikel kitapun pasti enggan. Paling dia berkunjung ke blog kita hanya beberapa menit, bahkan beberapa detik. Lalu bagaimana desain blog yang baik. Berikut ini beberapa aspek yang membuat desain blog menjadi (menurut saya) baik.


SIMPLE, MINIMALIS
Suatu Blog hendaknya memiliki desain yang simple dan minimalis. Minimalis disini bukan berarti seadanya, berwarna putih tanpa hiasan apapun. Mnimalis berarti tidak banyak hiasan yang meriah, tidak terlalu fokus pada detail-detail. Penggunaan widgetnya juga tidak terlalu ramai. Cukuplah daftar posting, Shoutbox, dan hit counter. Desain blog yang simple tidak hanya membuat pengunjung tidak capek melihat blog kita, tetapi juga mempercepat loading blog. Di Indonesia, koneksi internet masih terbilang lambat. Apalagi kebanyakan pengunjung tidak mau menunggu berlama-lama. Maka dari itu hendaknya desain blog dibuat sederhana agar lebih mudah dilihat dan lebih cepat dalam loading.

PEMILIHAN WARNA
Orang paling banyak memilih warna hitam atau putih untuk dijadikan warna background blog mereka.Walaupun saya suka hitam, tapi jujur saya lebih nyaman membaca blog berbackground putih daripada hitam. Background putih membuat blog nampak lebih luas, lebih longgar. Warna putih juga lebih cocok dipadukan dengan berbagai warna. Tetapi warna hitam juga punya kelebihan. Yaitu tidak membuat lelah mata. Di dalam ilmu fisika, warna hitam akan menyerap semua sinar. Sehingga warna hitam berkesan gelap dan “dingin”. Berbeda dengan warna putih yang memantulkan semua sinar sehingga berkesan terang dan panas.
Eits, jangan lupa memperhatikan warna font. Warna font yang baik adalah warna yang kontras dengan warna backgroundnya. Misalnya jika warna background anda putih, anda dapat memilih warna hitam atau biru tua untuk warna font. Jika background hitam, warna putih atau kuning menjadi pilihan yang tepat untuk warna font anda.

SIDEBAR DI KANAN ATAU DI KIRI?
Sebetulnya tidak ada yang salah jika kita memilih sidebar kanan atau kiri. Toh, semuanya terlihat baik. Tetapi saya cenderung memilih sidebar di sebelah kanan. Kenapa? Karena orang membaca artikel kita dari kiri ke kanan. Itu berarti kemungkinan orang akan melihat widget setelah membaca artikel. Coba kalau dipasang di kiri, orang akan lebih berkonsentrasi ke widget kita sebelum membaca artikel kita. Rugi kan?? Pengunjung hanya datang untuk melihat widget kita tanpa memperhatikan apa yang kita tulis. Lalu bagaimana dengan sidebar di kanan dan di kiri? Menurut saya itu adalah pilihan yang paling buruk karena dengan sidebar di kanan dan di kiri konsentrasi pengunjung akan pecah. Pengunjung tidak fokus ke artikel maupun widget. Kalau sudah begini, tambah rugi kan kita??

2 COLOUMN ATAU 3 COLOUMN?
Ketika Blogwalking saya melihat kebanyakan blogger menggunakan 3 COLOUMN. Mungkin mereka berpikir dengan 3 coloumn, mereka dapat memanfaatkan desain blog sebanyak mungkin. Ketika kita memutuskan memakai 2 coloumn atau 3 coloumn hendaknya kita mempertimbangkan tujuan kita membangun blog. Jika tujuan kita ringan, misalnya hanya ingin menulis pikiran kita, dan widget juga tidak terlalu banyak, maka 2 coloumn adalah pilihan yang tepat. Jika tujuan kita adalah monetize atau tujuan-tujuan lain yang lebih berat, maka 3 coloumn lebih dibutuhkan untuk menampung iklan-iklan maupun menu yang banyak.

POSISI IKLAN
Letakkan iklan di posisi yang mudah dilihat, misalnya di bawah header, di sidebar, di bagian paling bawah blog, dan di sela-sela posting. Untuk ukuran, di bawah header lebih baik menggunakan ukuran leaderboard, untuk di sidebar menggunakan ukuran SkyCapper jika masih banyak tempat kosong, untuk di bagian bawah bisa menggunakan ukuran leaderboard atau large rectangle. Untuk di sela-sela posting ukuran lebih banyak variasi, misalnya ukuran banner, large rectangle, atau dapat juga menggunakan link unit berukuran banner.

sumber: http://ilmukomputer.org/

Jumat, 11 Maret 2011

Tsunami

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Simulasi Tsunami Desember 2004
Gambar Tsunami menurut Hokusai, seorang pelukis Jepang dari abad ke 19.
Tsunami yang menghantam Malé, Maladewa pada 26 Desember 2004
 
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.
Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam

Terminologi

Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 195 tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.

Penyebab terjadinya tsunami

Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
  • Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
  • Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
  • Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Sistem Peringatan Dini

Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.

Tsunami dalam sejarah

Tsunami Jepang

detikNews


Tsunami Jepang Meluas Hingga 5 Km dari Pantai


Tokyo - Gempa berskala 8,9 skala richter (SR) yang mengguncang Jepang pada pukul 05.46 GMT mengakibatkan gelombang tsunami. Tsunami menerjang mencapai jarak 5 KM dari garis pantai. Salah satunya wilayah Fukushima.

Seperti yang diberitakan Kantor Berita Xinhua, Jumat (11/3/2011), Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menghimbau kepada publik untuk tetap tenang menghadapi bencana.

"Pemerintah kami akan mengupayakan segala cara untuk meminimalisir kerusakan yang disebabkan oleh gempa," kata Kan pada konferensi pers setelah pertemuan tersebut.

Tsunami setinggi 10 meter telah menyapu Kota Sendai sehingga banyak rumah terendam air laut. Sementara itu, landas pacu Bandara Sendai terendam akibat tsunami, menurut laporan dari media lokal.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) pertama menaikkan skala gempa dari 7.9 SR menjadi 8.4 SR dan kemudian menaikkannya lagi menjadi 8.9 SR, yang dinyatakan badan tersebut sebagai salah satu gempa terbesar yang pernah tercatat di Jepang.

Survei Geologis Amerika Serikat melaporkan besar gempa adalah 8.9 SR, gempa terbesar yang pernah dialami oleh Jepang, menurut NHK.

Pusat dari gempa yang terjadi pada pukul 14.46 waktu setempat dan 05.46 GMT terletak di sekitar 130 km sebelah timur Prefektur Miyagi di kedalaman 24.4 km di bawah permukaan laut, menurut JMA.

Peringatan tsunami meluas ke daerah Pasifik, Asia Tenggara dan negara-negara Amerika Latin, termasuk Selandia Baru, Chili, Indonesia, Filipina dan Taiwan.

Di Tokyo dan sekitarnya, sekitar 4 juta rumah mengalami pemadaman lisrik.

Sekretaris Kepala Kabinet, Yukio Edano mengatakan bahwa Pemerintah Jepang telah mengerahkan pasukan ke Prefektur Miyagi. Dan Menteri Pertahanan mengirimkan delapan pesawat tempur untuk memeriksa kerusakan di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak tsunami.

Dan Kepolisian Jepang mengerahkan 900 pasukan penyelamat ke daerah yang terkena gempa di daerah Timur Laut Jepang.

Sementara kebakaran dilaporkan terjadi di 48 lokasi, termasuk di sebuah pabrik besi di Prefektur Chiba.

Gempa tersebut mempengaruhi sarana-sarana transportasi utama Jepang, termasuk bandara Narita yang ditutup untuk pengecekan keselamatan di landas pacunya.

Tayangan televisi menunjukkan bahwa perahu nelayan dan mobil-mobil terbawa arus ke dalam kota dan air berlumpur menyapu daerah pertanian dan kendaraan-kendaraan yang terbalik terlihat ikut mengambang di air.