Minggu, 10 Juli 2011

SELINGKUH: Tidak Selamanya Salah!


Perselingkuhan kayanya memang selalu jadi topik yang nggak pernah habis daya tariknya ya... Ini pula yang membuat saya langsung tertarik membaca postingan Jeng Niken tentang selingkuh-selingkuhan itu. Dan saya langsung ingat sesuatu.
Kalau boleh jujur, mungkin saya adalah salah satu orang yang dicari teman-teman saya ketika mereka meminta pendapat tentang perselingkuhan yang terjadi dalam hidup mereka. Okey, bukan pendapat sih tepatnya, tapi pembenaran. Iya.. pembenaran atas perselingkuhan yang sedang mereka lakukan.
Ngenes juga sebenarnya ketika tahu bahwa begitulah saya di mata teman-teman.
Tapi mestinya ya saya nggak bisa nyalahin mereka atas penilaian itu. Toh kalau bukan saya yang memulai, jelas nggak mungkin mereka menganggap saya jadi tempat 'memperbolehkan' perselingkuhan, bukankah?!
Hanya karena saya selalu bilang, "Selingkuh itu nggak selalu bisa disalahkan."
Okay, you may hate me for saying this :P
Tapi yaa.. memang begitulah menurut saya.
Buat saya, selingkuh itu justru menjadi indikator bahwa sedang terjadi sesuatu yang salah pada hubungan percintaan. Sampai harus ada selingkuh. Kalau nggak ada yang salah dengan hubungan itu, ya 'kan mestinya nggak perlu pakai selingkuh.
Selingkuh itu terjadi karena kontribusi dari kedua pihak, kok.
Misalnya nih.. ini misalnya aja, lho..
Si istri selingkuh sama teman kantornya. Dia merasa si teman kantor itu lebih bisa memahami dia, lebih bisa mendengarkan keluhan-keluhannya dia tanpa menasihati, lebih bisa diajak seneng-seneng, dan ini-itu kelebihan lainnya yang menurut dia nggak ada dalam diri pasangan (resminya). Lalu.. mana yang jadi masalah di sini?
Jelas, saya nggak akan menyalahkan sang suami dan menuduhnya sebagai pihak yang bersalah. Sementara si istri sekedar korban. Karena bukan itu esensinya.
Tapi.. apa yang diinginkan si istri mestinya ya bisa dibicarakan dengan suami. Dan yaa.. suami juga harusnya terbuka untuk menerima masukan dari istrinya. Mereka berdua mestinya bisa berkomunikasi secara terbuka tentang apa harapan masing-masing terhadap satu sama lain. Sehingga, ketika harapan salah satu (atau dua-duanya) nggak terpenuhi, jadi tahu mana yang harus diperbaiki.
Nah.. itu dia kenapa pada akhirnya selingkuh itu (buat saya) adalah sebuah warning sign bahwa sedang terjadi sesuatu yang nggak beres di hubungan itu. Bisa karena komunikasi yang nggak jalan, bisa karena ekspektansi yang semakin meningkat, bisa karena macem-macem.
Yang hanya dipahami oleh kedua (atau ketiga) pihak yang terlibat di dalamnya.
Alhasil, kalau teman-teman akhirnya mendatangi saya untuk meminta 'persetujuan' atau pembenaran atas perselingkuhan yang dilakukannya itu, yaaa.. biasanya saya sih nggak akan ngutak-ngutik masalah benar atau salah itu. Saya selalu percaya sama kata-kata mutiara 'everything happens for a reason' itu.
Jadi ya cara paling baik adalah dengan mencari tahu dulu penyebab terjadinya perselingkuhan. BUKAN MENCARI TAHU SIAPA YANG SALAH, tapi APA yang salah dan mesti diperbaiki ;-)

Sumber: http://ngerumpi.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar